Minggu, 08 Desember 2013

ilmu sebagai proses prosedur dan praduk



Bab I

Pendahuluan

1.      Latar Belakang

.Dari pertumbuhan ilmu sejak zaman Yunani kuno sampai abad modern ini tampak nyata bahwa ilmu merupakan suatu aktivitas manusia, suatu kegiatan melakukan sesuatu yang dilaksanakan orang atau lebih tepat suatu rangkaian aktivitas yang membentuk suatu proses.
Seseorang yang melaksanakan rangkaian aktivitas yang disebut ilmu itu kini lazim dinamakan ilmuwan (scientist). Sejak istilah natural science (ilmu-ilmu kealaman) dipakai untuk menggantikan natural philosophy dalam abad XVIII, di negara Inggris orang juga mencari-cari sebutan khusus bagi mereka yang mengembangkan natural science itu untuk dibedakan dari filsuf, sejarahwan dan kelompok-kelompok cendikiawan lainnya.Ilmu dapat merupakan suatu metode berfikir secara objektif (objektif thinking) , tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual. Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperolehnya melalui observasi, eksperimen, klasifikasi. Analisis ilmu itu objektif dan menyampingkan unsur pribadi, pemikiran logika diutamakan, netral, dalam arti tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang bersifat kedirian (subjektif), karena dimulai dengan fakta. Ilmu merupakan milik manusia secara komprehensif. Ilmu merupakan lukisan dan keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan logika dan dapat diamati pancaindera manusia dalam makalah ini kami mencoba menguraikan sedikit makna dari ilmu sebagai proses, ilmu sebagai prosedur, ilmu sebagai produk serta kaitannya dengan masyarakat.

2.      Rumusan masalah

ü  Apa yang dimaksud Ilmu sebagai proses Ilmu sebagai prosedur  Ilmu sebagai produk?
ü  Apa yang di maksud dengan Struktur Ilmu?

Bab II

Pembahasan


1.      Definisi ilmu sebagai  proses, prosedur, produk

Istilah ilmu atau science merupakan suatu perkataan yang cukup bermakna ganda, yaitu mengandung lebih dari satu arti. Oleh karena itu, dalam memakai istilah tersebut seseorang harus menegaskan atau sekurang-kurangnya menyadari arti nama yang dimaksud. Menurut cakupannya pertama-tama ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk menyebut segenap pengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai satu kebulatan. Jadi, dalam arti yang pertama ini ilmu mengacu pada ilmu seumumnya (science in general) Amsal Bakhtiar mengutip dalam Kamus Al-Munawwir karya Ahmad Warson Munawir, disebutkan bahwa ilmu berasal dari bahasa arab: ‘alima, ya’lamu, ‘ilman, dengan wajan fa’ila, yaf’alu, yang berarti: mengerti, memahami benar-benar. Sedangkan Muhammad Taqi Mishbah Yazdi mendefinisikan makna teknis ilmu yaitu himpunan proposisi-proposisi hakiki yang bisa dibuktikan dengan pengalaman indrawi.
Sebagaimana yang dikutip The Liang Gie dari The American College Dictionary karya C.L. Barnhart, Arti kedua dari ilmu menunjuk pada masing-masing bidang pengetahuan ilmiah yang mempelajari sesuatu pokok soal tertentu. Dalam arti ini ilmu berarti sesuatu cabang ilmu khusus seperti misalnya antropologi, biologi, geografi atau sosiologi. Istilah Inggris ‘science’ kadang-kadang diberi arti sebagai ilmu khusus yang lebih terbatas lagi, yakni sebagai pengetahuan sistematis
mengenal dunia fisis atay material Dari segi makna, pengertian ilmu sepanjang yang terbaca dalam pustaka menunjuk pada sekurang-kurangnya tiga hal, yakni, pengetahuan, aktivitas, dan metode. Dalam hal yang pertama ini yang terumum, ilmu senantiasa berarti pengetahuan (knowledge) Sementara itu proses sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna yaitu runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu, rangkaian tindakan, Pembuatan atau pengolahan yang menghasilkan produk The Liang Gie mendefinisikan ilmu wujudnya dibagi kedalam 3 bagian yaitu ilmu sebagai proses.

A.    Rangkaian Ilmu sebagai proses

Ilmu secara nyata dan khas adalah suatu aktivitas manusiawi, yakni perbuatan melakukan sesuatu yang dilakukan oleh manusia. Ilmu tidak hanya satu aktivitas tunggal saja, melainkan suatu rangkaian aktivitas sehingga merupakan sebuah proses.
Ø  rasional aktivitas
Rasional berarti kegiatan yang mempergunakan kemampuan pikiran untuk menalar yang berbeda dengan aktivitas berdasarkan perasaan dan naluri ilmu menampakan diri sebagai kegiatan penalaran logis dari pengamatan empiris penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang berfikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan tindakannya bersumber pada pengetahuan yang didapatkan lewat kegiatan merasa atau berpikir.
Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan berpikir bukan dengan perasaan, meskipun seperti itu dikatakan Pascal, hati pun mempunyai logika tersendiri. Meskipun demikian patut kita sadari bahwa tidak semua kegiatan berfikir menyandarkan diri pada penalaran. Jadi penalaran merupakan kegiatan berfikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran. Berpangkal pada hasrat kognitif dan kebutuhan intelektualnya, manusia melakukan rangkaian pemikiran dan kegiatan rasional dengan lingkungan atau masyarakat yang kemudian melahirkan ilmu.
Pembahasan ini sebenarnya adalah lanjutan dari pembahasan sebelumnya dalam konteks aspek atau ontologi sains karena kraetifitas secara makna adalah kreatif dalam bahasa inggrisnya creativity, dari kata creat itu pencipta tapi pencipta disini yaitu yang khusus semisal itu tidak khusus maka itu tidak kreatif  kalau dia kreattif maka dia akan melakukan hal yang berbeda dan terstruktur dan tersistematis. Sains disebut kreatifitas karena didalamnya sains sebagai proses, prosedur dan produk didalamnya tidak hanya aktiftas berpikir yang biasa tapi berpikir yang dimulai dengan prosedur tata cara langkah-langkah yang unik dan terstruktur dan sistematis, kenapa disebut kreatifitas sains dan penemuan ilmiah karena memang kreatifitas sains aktifitas berpikir tentang segala sesuatu dalam konteks ilmiah itu harus selalu berakhir pada penemuan ilmiah, penemuan itu harus selalu  bentuk teori dan teori itu di aplikasikan dalam bentuk benda-benda konkrit, maka itulah yang disebut dengan sains.
Proses sains adalah rangkain aktifitas penelitian, sains itu tidak hanya produk seperti galiluye-galiyoye yang menemukan mikrosofnya tidak hanya itu tapi proses awal itu justru lebih penting dalam sains  proses sains yaitu rangkaian aktivitas penelitian. 
penelitian apa saja rangkaian aktifitas didalam sains , pertama adalah pengalaman sehari-hari  aktifas sains yang dimulai dari aktifitas berpikir itu dimulai dari pengalaman yang mana objek kajian sains adalah pengalaman, tapi pengalaman itu yang bisa orang alami dan pengalaman ini dibatasi oleh pengalaman indra pengalaman spiritual tidak termasuk dalam pengalaman sains. Maka pengalaman yang di olah aktifitas berpikir dalam konteks sains  itu adalah pengalaman sehari-hari yang indrawi.
Ø  rangkaian pemurnian  ada dua jenis:
 pemurnian persepsi  dan pemurnian bahasa sehari-hari keilmiah
pemurnian persepsi misalnya kalau bukan sainstis orang biasa akan mempersepsi sesuatu akan biasa misalnya dia melihat air ia dia akan bilang air tapi kalau sainstis harus dimurnikan maka seorang sainstis memerluka alat-alat bantu sains misalnyadia melihat kedalaman sesuatu objek itu maka dia tidak melihat secara biasa memprepsesinya tapi lebih dalam. Semisal tadi melihat air maka sainstis memakai alat untuk melihat molekul-molekul kecil itu kerjaan sainstis jadi tidak melihat air sebagaimana air biasa. Seorang sainstis itu banyak mempuyai persepsi tentang air tersebut dengan persepsi yang lebih kaya dengan alat bantu maka hal yang terkecilpun dapat diindra oleh sainstis. Setelah pemurnian dalam persepsi maka mulai beralih ke pemurnian bahasa.
Pemurian bahasa seperti yang kita ketahui didalam kamus ilmiah itu bahasa sains seperti pembahasan air kalau sainstis supaya berbeda maka mereka membahasakan air H2O dan kata ini tidak bisa dipahami oleh orang biasa itulah pemurnian bahasa oleh sainstis.
Menemukan keteraturan dalam gejala-gejala ilmiah jadi gejala-gejala pengalaman tadi setelah dilakukan pemurnian kemudian sainstis melakukan telaah lebih jauh antara hubungan keteraturaan dari gejala-gejala itu maka pada tahap ini meminjam hukum filsafat kuasalitas pada tahap ini pada tahap menemukan keteraturan gejala-gejala yang diamati oleh sainstis ketika air dengan api ketika air ada hubungan dengan api dalam air mendidih bagaimana menjelakan air yang mendidih dan api yang membakar itu ada hubungan apa, jadi fenomena baru. Orang biasa kalau mengatakan itu cuma sekedar bahwa air dbakar dan mendidih sedangkan sainstis mereka berusaha menjelaskan gejala-gejala itu.
Setelah itu maka sains bisa menyusun hipotesa atau yang disebut menemukan hukum keteraturan setelah melakukan penelitian tersebut semisal api tadi air akan menidih oleh api. Tapi para sainstis tidak melakukan pembuktian satu kali bisa berulang-ulang kali setelah experiment pertama,kedua dan ketiga itu sama maka para sainstis bisa menentukan hukum.
Tapi mereka tidak berhenti hanya batas itu saja maka mereka membuat pembentukan teori  jadi dirumuskanlah teori . apa yang dimaksud teori yaitu seperangkat penjelasan tentang hukum yang ditemukan setelah dilakukan verifikasi terhadap data-data sainstifik ilmiah,  rangkaian dari pengalaman sehari-hari, pemurnian, menentukan keteraturan gejala-gejala, menentukan hukum dan pembentukan teori itu adalah proses yang disebut sains.
Ø  Ilmu sebagai Proses                                                                             
Proses                     kreatifitas: rangkaian aktivitas penelitian  
ü  pengalaman sehari-hari
ü  pemurnian : dari persepsi yangbiasa yang biasa sehari-hari ke ilmiah
ü  menemukan keteraturan dalam gejala-gejala ilmiah
ü  menemukan hukum keteraturan
ü  pembentukan teori

B.     ilmu sebagai prosedur

ilmu sebagai prosedur berarti ilmu merupakan kegiatan penelitian yang menggunakan metode ilmiah. Apa itu metode ilmiah? Ada banyak definisi, tetapi di sini kita cukup mengutip satu saja. Menurut The World of Science Encyclopedia, metode ilmiah ialah prosedur yang digunakan oleh ilmuwan dalam mencari secara sistematis pengetahuan baru dan peninjauan kembali pengetahuan yang ada. Dari berbagai definisi yang pernah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa metode ilmiah pada umumnya menyangkut empat hal yakni: pola prosedural, tata langkah, teknik-teknik, dan alat-alat. Unsur yang termasuk dalam pola prosedural ialah pengamatan, percobaan, pengukuran, survai, deduksi, induksi, dan analisa. Unsur yang termasuk dalam tata langkah ialah penentuan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, kesimpulan, dan pengujian hasil. Unsur yang termasuk dalam teknik-teknik antara lain questional, wawancara, angket, perhitungan, dan pemanasan. Alat-alat yang digunakan antara lain: Teleskop, Mikrooskop, Timbangan, Meteran, Kalkulator, Komputer, dll

C.    Ilmu sebagai Produk

Pengertian inilah yang paling sering digunakan. Dalam arti ketiga ini, ilmu merupakan kumpulan pengetahuan sistematis yang merupakan produk dari aktivitas penelitian dengan metode ilmiah/ sebagai sistem pengetahuan, ilmu mempunyai obyek material dan obyek formal. Obyek material sering disebut pokok soal (subject matter), sedangkan obyek material dinamakan titik perhatian (focus of interest) atau sikap pikiran (attitude of mind). Lebih lazim, obyek formal dinamakan sudut pandang. Sebagai sistem pengetahuan atau pengetahuan sistematis, ilmu memiliki ciri- ciri empiris, sistematis, obyektif, analitis, dan verifikatif. Ciri empiris mengandaikan pengamatan (observasi) atau percobaan (eksperimen). Ilmu berbeda dari pengetahuan karena ciri sistematis, dan berbeda dari filsafat karena ciri empirisnya. Ciri sistematis berarti bahwa kumpulan pengetahuan-pengetahuan itu memiliki hubungan-hubungan ketergantungan dan teratur. Ciri obyektif ilmu berarti bahwa pengetahuan ilmiah bebas dari rasangka perseorangan (personal bias) dan pamrih pribadi. ilmu arus berisi data yang menggambarkan secara tepat gejala-gejala. ilmu berciri analitis artinya ilmu melakukan pemilahan-pemilahan atas pokok soal ke dalam bagian-bagian untuk mengetahui sifat dan hubungan bagian-bagian tersebut. Ciri verifikatif ilmu berarti bahwa tujuan yang ingin dicapai ilmu ialah kebenaran ilmiah. Kebenaran ini dapat berupa kaidah-kaidah atau azas-azas yang universal. Dengan demikian, manusia dapat membuat ramalan dan menguasai alam. Berdasarkan uraian-uraian di atas, The Liang Gie memberikan definisi sebagai berikut tentang ilmu. Dia mengatakan: " ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan -pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh, pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan. "
Ø  Ilmu sebagai produk mempunyai dua system teori dan penemuan :
ü  Theoretical Science
ü  Applied Science
Theoretical science adalah ilmu yang di temukan melalui proses ilmiah sebagai jawaban  terhadap masalah atau pertanyaan yang belum bisa dijawab sebelumnya.
Applied Science/Ilmu Terapan adalah ilmu lanjutan dari ilmu murni berupa masalah masalah yang menjadi konsekuensi terhadap ilmu murni.kemudian di telaah lagi hingga menghasilkan ilmu terapan. Contoh fisika adalah ilmu murni kemudian ilmu terapannya adalah ilmu teknik karena ilmu teknik merupakan ilmu lanjutan dari fisika.
ü  Contoh ilmu murni yang berkembang menjadi ilmu terapan :[1]                                                          
ILMU MURNI            
ILMU TERAPAN
Mekanika
Mekanika teknik
Hidrodinamika
Teknik aeuronatikal/ teknik & desain kapal
Bunyi
Teknik akustik
Bahasa
linguistik
Ekonomi
akuntansi
Cahaya dan optic
Teknik iluminasi

D.    Struktur pengetahuan ilmiah

Pengetahuan ilmiah ini diproses lewat serangkaian langkah-langkah tertentu yang dilakukan dengan penuh kedesiplinan, dan dari karaktersistik inilah maka ilmu sering dikonotasikan sebagai disiplin. Disiplin inilah yang memungkinkan penemuan pengetahuan-pengetahuan lainnya. Ilmu dapat diibaratkan sebagai paramida terbalik dengan perkembangan pengetahuannya ynag bersifat kumulatif dimana penemuan pengetahuan ilmiah yang satu memungkinkan penemuan pengetahuan-pengetahuan ilmiah lainya.
Sebuah hipotesis yang telah teruji secara formal diakui sebagai pernyataan pengetahuan ilmiah yang baru  yang memperkaya khasanah ilmu yang telah ada. Sekiranya pengetahuan ilmiah yang baru ini kemudian ternyata salah, disebabkan kelengahan dalam satu langkah dari proses penemuannya, maka cepat atau lambat kesalahan ini akan diketahui dan pengetahuan ini akan dibuang dari khasah keilmuan. Metode ilmiah mempunyai mekanisme umpan balik yang bersifat korektif yang memungkinkan upaya keilmuan menemukan kesalahan yang mungkin diperbuatnya. Sebaliknya bila ternyata bahwa sebuah pengetahuan ilmiah yang baru itu adalh benar, maka pernyataan yang terkandung dalam pengetahuan ini dapat dipergunakan sebagai premis baru dlam kerangka pemikiran yang menghasilkan hipotesis-hipotesis baru, yang bila kemudian ternyata dibenarkan dalam proses pengujian akan menghasilkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah baru pula. Pada dasarnya ilmu dibangun secara bertahap dan sedikit demi sedikit dimana para ilmuwan memberikan sumbangannya menurut kemampuannya. Tidak benar anggapan bahwa ilmu dikembangkan hanya oleh para jenius saja yang bergerak dalam bidang keilmuan.
Teori merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Umpamanya dalam ilmu ekonomi dikenal teori ekonomi makro dan mikro sedangkan dalam fisika dikenal dengan mekanika Newton dan teori relatifitas Einstein. Sebenarnya tujuan akhir dari displin keilmuan adalah mengembangkan sebuah teori keilmuan yang bersifat utuh dan konsisten, namun hal ini baru di capai oleh beberapa disiplin keilmuan saja seperti umpamanya fisika[2].
Struktur ilmiah itu adalah kesimpulan dari proses, bahwa terjadi struktur ilmiah berdasarkan proses ilmiah tadi, yang disebut dengan struktur ilmiah yaitu struktur yang terjadi dilalui oleh proses ilmiah tadi struktur ilmiah itu ada : pengalaman sehari-hari, pemurnian, hipotesis,pengujian hukum, teori ,. Tapi ketika ada fakta-fakta baru maka akan ada teori baru, dan tetap melalui struktur ini. Jadi struktur ilmiah tersebut secara umum berlangsug seperti tadi dan teori  itu adalah pemurnian dari  pengujian dari hepotesis melalui didalamnya ada prosedur maka terumuslah struktur  ilmiah.

Ø  Struktur ilmiah
ü  Pengalaman sehari-hari
ü  Pemurnian
ü  Hipotesis
ü  Pengujian hukum
ü  3teorie\qw

BAB III

PENUTUP

ü  Kesimpulan

Ilmu hanya terdapat dan dimulai dari aktivitas manusia, sebab hanya manusia yang memiliki kemampuan rasional dalam melakukan aktivitas kognitif yang menyangkut pengetahuan, dan selalu mendambakan berbagai tujuan yang berkaitan dengan ilmu. Dalam wujudnya ilmu dibagi kedalam tiga bagian yaitu ilmu sebagai proses, prosedur, dan produk. Ilmu sebagai proses memiliki arti suatu aktivitas manusia, yakni perbuatan melakukan sesuatu yang dilakukan oleh manusia, dan ilmu itu sendiri terdiri dari satu atau rangkaian aktivitas yang merupakan sebuah proses yang bersifat rasional, kognitif, dan teleologis. Sedangkan Ilmu sebagai prosedur atau ilmu sebagai metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup pikiran, pola kerja, tata langkah, dan cara teknik untuk memperoleh kebenaran ilmiah. Terakhir yaitu ilmu sebagai produk bermakna pengetahuan ilmiah yg kebenarannya dapat diuji secara ilmiah, yg mencakup Jenis-jenis sasaran; bentuk-bentuk pernyataan; Ragam-ragam proposisi; ciri-ciri pokok; Pembagian secara sistematis.



DAFTAR PUSTAKA

ü  Jujun. S. Sumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000
ü  Jujun. S. Sumantri, ilmu dalam perspektif, jakarta, 2009
ü  The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, Jogjakarta: Liberty, 1996





[1] Jujun s. Suriasumantri, filsafat ilmu sebuah pengantar populer,(pustaka sinar harapan, jakarta,2003) hal :94
[2] Jujun s. Suriasumantri, filsafat ilmu sebuah pengantar populer,(pustaka sinar harapan, jakarta,2003) hal :141-143

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Minggu, 08 Desember 2013

ilmu sebagai proses prosedur dan praduk



Bab I

Pendahuluan

1.      Latar Belakang

.Dari pertumbuhan ilmu sejak zaman Yunani kuno sampai abad modern ini tampak nyata bahwa ilmu merupakan suatu aktivitas manusia, suatu kegiatan melakukan sesuatu yang dilaksanakan orang atau lebih tepat suatu rangkaian aktivitas yang membentuk suatu proses.
Seseorang yang melaksanakan rangkaian aktivitas yang disebut ilmu itu kini lazim dinamakan ilmuwan (scientist). Sejak istilah natural science (ilmu-ilmu kealaman) dipakai untuk menggantikan natural philosophy dalam abad XVIII, di negara Inggris orang juga mencari-cari sebutan khusus bagi mereka yang mengembangkan natural science itu untuk dibedakan dari filsuf, sejarahwan dan kelompok-kelompok cendikiawan lainnya.Ilmu dapat merupakan suatu metode berfikir secara objektif (objektif thinking) , tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual. Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperolehnya melalui observasi, eksperimen, klasifikasi. Analisis ilmu itu objektif dan menyampingkan unsur pribadi, pemikiran logika diutamakan, netral, dalam arti tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang bersifat kedirian (subjektif), karena dimulai dengan fakta. Ilmu merupakan milik manusia secara komprehensif. Ilmu merupakan lukisan dan keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan logika dan dapat diamati pancaindera manusia dalam makalah ini kami mencoba menguraikan sedikit makna dari ilmu sebagai proses, ilmu sebagai prosedur, ilmu sebagai produk serta kaitannya dengan masyarakat.

2.      Rumusan masalah

ü  Apa yang dimaksud Ilmu sebagai proses Ilmu sebagai prosedur  Ilmu sebagai produk?
ü  Apa yang di maksud dengan Struktur Ilmu?

Bab II

Pembahasan


1.      Definisi ilmu sebagai  proses, prosedur, produk

Istilah ilmu atau science merupakan suatu perkataan yang cukup bermakna ganda, yaitu mengandung lebih dari satu arti. Oleh karena itu, dalam memakai istilah tersebut seseorang harus menegaskan atau sekurang-kurangnya menyadari arti nama yang dimaksud. Menurut cakupannya pertama-tama ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk menyebut segenap pengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai satu kebulatan. Jadi, dalam arti yang pertama ini ilmu mengacu pada ilmu seumumnya (science in general) Amsal Bakhtiar mengutip dalam Kamus Al-Munawwir karya Ahmad Warson Munawir, disebutkan bahwa ilmu berasal dari bahasa arab: ‘alima, ya’lamu, ‘ilman, dengan wajan fa’ila, yaf’alu, yang berarti: mengerti, memahami benar-benar. Sedangkan Muhammad Taqi Mishbah Yazdi mendefinisikan makna teknis ilmu yaitu himpunan proposisi-proposisi hakiki yang bisa dibuktikan dengan pengalaman indrawi.
Sebagaimana yang dikutip The Liang Gie dari The American College Dictionary karya C.L. Barnhart, Arti kedua dari ilmu menunjuk pada masing-masing bidang pengetahuan ilmiah yang mempelajari sesuatu pokok soal tertentu. Dalam arti ini ilmu berarti sesuatu cabang ilmu khusus seperti misalnya antropologi, biologi, geografi atau sosiologi. Istilah Inggris ‘science’ kadang-kadang diberi arti sebagai ilmu khusus yang lebih terbatas lagi, yakni sebagai pengetahuan sistematis
mengenal dunia fisis atay material Dari segi makna, pengertian ilmu sepanjang yang terbaca dalam pustaka menunjuk pada sekurang-kurangnya tiga hal, yakni, pengetahuan, aktivitas, dan metode. Dalam hal yang pertama ini yang terumum, ilmu senantiasa berarti pengetahuan (knowledge) Sementara itu proses sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna yaitu runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu, rangkaian tindakan, Pembuatan atau pengolahan yang menghasilkan produk The Liang Gie mendefinisikan ilmu wujudnya dibagi kedalam 3 bagian yaitu ilmu sebagai proses.

A.    Rangkaian Ilmu sebagai proses

Ilmu secara nyata dan khas adalah suatu aktivitas manusiawi, yakni perbuatan melakukan sesuatu yang dilakukan oleh manusia. Ilmu tidak hanya satu aktivitas tunggal saja, melainkan suatu rangkaian aktivitas sehingga merupakan sebuah proses.
Ø  rasional aktivitas
Rasional berarti kegiatan yang mempergunakan kemampuan pikiran untuk menalar yang berbeda dengan aktivitas berdasarkan perasaan dan naluri ilmu menampakan diri sebagai kegiatan penalaran logis dari pengamatan empiris penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang berfikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan tindakannya bersumber pada pengetahuan yang didapatkan lewat kegiatan merasa atau berpikir.
Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan berpikir bukan dengan perasaan, meskipun seperti itu dikatakan Pascal, hati pun mempunyai logika tersendiri. Meskipun demikian patut kita sadari bahwa tidak semua kegiatan berfikir menyandarkan diri pada penalaran. Jadi penalaran merupakan kegiatan berfikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran. Berpangkal pada hasrat kognitif dan kebutuhan intelektualnya, manusia melakukan rangkaian pemikiran dan kegiatan rasional dengan lingkungan atau masyarakat yang kemudian melahirkan ilmu.
Pembahasan ini sebenarnya adalah lanjutan dari pembahasan sebelumnya dalam konteks aspek atau ontologi sains karena kraetifitas secara makna adalah kreatif dalam bahasa inggrisnya creativity, dari kata creat itu pencipta tapi pencipta disini yaitu yang khusus semisal itu tidak khusus maka itu tidak kreatif  kalau dia kreattif maka dia akan melakukan hal yang berbeda dan terstruktur dan tersistematis. Sains disebut kreatifitas karena didalamnya sains sebagai proses, prosedur dan produk didalamnya tidak hanya aktiftas berpikir yang biasa tapi berpikir yang dimulai dengan prosedur tata cara langkah-langkah yang unik dan terstruktur dan sistematis, kenapa disebut kreatifitas sains dan penemuan ilmiah karena memang kreatifitas sains aktifitas berpikir tentang segala sesuatu dalam konteks ilmiah itu harus selalu berakhir pada penemuan ilmiah, penemuan itu harus selalu  bentuk teori dan teori itu di aplikasikan dalam bentuk benda-benda konkrit, maka itulah yang disebut dengan sains.
Proses sains adalah rangkain aktifitas penelitian, sains itu tidak hanya produk seperti galiluye-galiyoye yang menemukan mikrosofnya tidak hanya itu tapi proses awal itu justru lebih penting dalam sains  proses sains yaitu rangkaian aktivitas penelitian. 
penelitian apa saja rangkaian aktifitas didalam sains , pertama adalah pengalaman sehari-hari  aktifas sains yang dimulai dari aktifitas berpikir itu dimulai dari pengalaman yang mana objek kajian sains adalah pengalaman, tapi pengalaman itu yang bisa orang alami dan pengalaman ini dibatasi oleh pengalaman indra pengalaman spiritual tidak termasuk dalam pengalaman sains. Maka pengalaman yang di olah aktifitas berpikir dalam konteks sains  itu adalah pengalaman sehari-hari yang indrawi.
Ø  rangkaian pemurnian  ada dua jenis:
 pemurnian persepsi  dan pemurnian bahasa sehari-hari keilmiah
pemurnian persepsi misalnya kalau bukan sainstis orang biasa akan mempersepsi sesuatu akan biasa misalnya dia melihat air ia dia akan bilang air tapi kalau sainstis harus dimurnikan maka seorang sainstis memerluka alat-alat bantu sains misalnyadia melihat kedalaman sesuatu objek itu maka dia tidak melihat secara biasa memprepsesinya tapi lebih dalam. Semisal tadi melihat air maka sainstis memakai alat untuk melihat molekul-molekul kecil itu kerjaan sainstis jadi tidak melihat air sebagaimana air biasa. Seorang sainstis itu banyak mempuyai persepsi tentang air tersebut dengan persepsi yang lebih kaya dengan alat bantu maka hal yang terkecilpun dapat diindra oleh sainstis. Setelah pemurnian dalam persepsi maka mulai beralih ke pemurnian bahasa.
Pemurian bahasa seperti yang kita ketahui didalam kamus ilmiah itu bahasa sains seperti pembahasan air kalau sainstis supaya berbeda maka mereka membahasakan air H2O dan kata ini tidak bisa dipahami oleh orang biasa itulah pemurnian bahasa oleh sainstis.
Menemukan keteraturan dalam gejala-gejala ilmiah jadi gejala-gejala pengalaman tadi setelah dilakukan pemurnian kemudian sainstis melakukan telaah lebih jauh antara hubungan keteraturaan dari gejala-gejala itu maka pada tahap ini meminjam hukum filsafat kuasalitas pada tahap ini pada tahap menemukan keteraturan gejala-gejala yang diamati oleh sainstis ketika air dengan api ketika air ada hubungan dengan api dalam air mendidih bagaimana menjelakan air yang mendidih dan api yang membakar itu ada hubungan apa, jadi fenomena baru. Orang biasa kalau mengatakan itu cuma sekedar bahwa air dbakar dan mendidih sedangkan sainstis mereka berusaha menjelaskan gejala-gejala itu.
Setelah itu maka sains bisa menyusun hipotesa atau yang disebut menemukan hukum keteraturan setelah melakukan penelitian tersebut semisal api tadi air akan menidih oleh api. Tapi para sainstis tidak melakukan pembuktian satu kali bisa berulang-ulang kali setelah experiment pertama,kedua dan ketiga itu sama maka para sainstis bisa menentukan hukum.
Tapi mereka tidak berhenti hanya batas itu saja maka mereka membuat pembentukan teori  jadi dirumuskanlah teori . apa yang dimaksud teori yaitu seperangkat penjelasan tentang hukum yang ditemukan setelah dilakukan verifikasi terhadap data-data sainstifik ilmiah,  rangkaian dari pengalaman sehari-hari, pemurnian, menentukan keteraturan gejala-gejala, menentukan hukum dan pembentukan teori itu adalah proses yang disebut sains.
Ø  Ilmu sebagai Proses                                                                             
Proses                     kreatifitas: rangkaian aktivitas penelitian  
ü  pengalaman sehari-hari
ü  pemurnian : dari persepsi yangbiasa yang biasa sehari-hari ke ilmiah
ü  menemukan keteraturan dalam gejala-gejala ilmiah
ü  menemukan hukum keteraturan
ü  pembentukan teori

B.     ilmu sebagai prosedur

ilmu sebagai prosedur berarti ilmu merupakan kegiatan penelitian yang menggunakan metode ilmiah. Apa itu metode ilmiah? Ada banyak definisi, tetapi di sini kita cukup mengutip satu saja. Menurut The World of Science Encyclopedia, metode ilmiah ialah prosedur yang digunakan oleh ilmuwan dalam mencari secara sistematis pengetahuan baru dan peninjauan kembali pengetahuan yang ada. Dari berbagai definisi yang pernah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa metode ilmiah pada umumnya menyangkut empat hal yakni: pola prosedural, tata langkah, teknik-teknik, dan alat-alat. Unsur yang termasuk dalam pola prosedural ialah pengamatan, percobaan, pengukuran, survai, deduksi, induksi, dan analisa. Unsur yang termasuk dalam tata langkah ialah penentuan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, kesimpulan, dan pengujian hasil. Unsur yang termasuk dalam teknik-teknik antara lain questional, wawancara, angket, perhitungan, dan pemanasan. Alat-alat yang digunakan antara lain: Teleskop, Mikrooskop, Timbangan, Meteran, Kalkulator, Komputer, dll

C.    Ilmu sebagai Produk

Pengertian inilah yang paling sering digunakan. Dalam arti ketiga ini, ilmu merupakan kumpulan pengetahuan sistematis yang merupakan produk dari aktivitas penelitian dengan metode ilmiah/ sebagai sistem pengetahuan, ilmu mempunyai obyek material dan obyek formal. Obyek material sering disebut pokok soal (subject matter), sedangkan obyek material dinamakan titik perhatian (focus of interest) atau sikap pikiran (attitude of mind). Lebih lazim, obyek formal dinamakan sudut pandang. Sebagai sistem pengetahuan atau pengetahuan sistematis, ilmu memiliki ciri- ciri empiris, sistematis, obyektif, analitis, dan verifikatif. Ciri empiris mengandaikan pengamatan (observasi) atau percobaan (eksperimen). Ilmu berbeda dari pengetahuan karena ciri sistematis, dan berbeda dari filsafat karena ciri empirisnya. Ciri sistematis berarti bahwa kumpulan pengetahuan-pengetahuan itu memiliki hubungan-hubungan ketergantungan dan teratur. Ciri obyektif ilmu berarti bahwa pengetahuan ilmiah bebas dari rasangka perseorangan (personal bias) dan pamrih pribadi. ilmu arus berisi data yang menggambarkan secara tepat gejala-gejala. ilmu berciri analitis artinya ilmu melakukan pemilahan-pemilahan atas pokok soal ke dalam bagian-bagian untuk mengetahui sifat dan hubungan bagian-bagian tersebut. Ciri verifikatif ilmu berarti bahwa tujuan yang ingin dicapai ilmu ialah kebenaran ilmiah. Kebenaran ini dapat berupa kaidah-kaidah atau azas-azas yang universal. Dengan demikian, manusia dapat membuat ramalan dan menguasai alam. Berdasarkan uraian-uraian di atas, The Liang Gie memberikan definisi sebagai berikut tentang ilmu. Dia mengatakan: " ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan -pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh, pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan. "
Ø  Ilmu sebagai produk mempunyai dua system teori dan penemuan :
ü  Theoretical Science
ü  Applied Science
Theoretical science adalah ilmu yang di temukan melalui proses ilmiah sebagai jawaban  terhadap masalah atau pertanyaan yang belum bisa dijawab sebelumnya.
Applied Science/Ilmu Terapan adalah ilmu lanjutan dari ilmu murni berupa masalah masalah yang menjadi konsekuensi terhadap ilmu murni.kemudian di telaah lagi hingga menghasilkan ilmu terapan. Contoh fisika adalah ilmu murni kemudian ilmu terapannya adalah ilmu teknik karena ilmu teknik merupakan ilmu lanjutan dari fisika.
ü  Contoh ilmu murni yang berkembang menjadi ilmu terapan :[1]                                                          
ILMU MURNI            
ILMU TERAPAN
Mekanika
Mekanika teknik
Hidrodinamika
Teknik aeuronatikal/ teknik & desain kapal
Bunyi
Teknik akustik
Bahasa
linguistik
Ekonomi
akuntansi
Cahaya dan optic
Teknik iluminasi

D.    Struktur pengetahuan ilmiah

Pengetahuan ilmiah ini diproses lewat serangkaian langkah-langkah tertentu yang dilakukan dengan penuh kedesiplinan, dan dari karaktersistik inilah maka ilmu sering dikonotasikan sebagai disiplin. Disiplin inilah yang memungkinkan penemuan pengetahuan-pengetahuan lainnya. Ilmu dapat diibaratkan sebagai paramida terbalik dengan perkembangan pengetahuannya ynag bersifat kumulatif dimana penemuan pengetahuan ilmiah yang satu memungkinkan penemuan pengetahuan-pengetahuan ilmiah lainya.
Sebuah hipotesis yang telah teruji secara formal diakui sebagai pernyataan pengetahuan ilmiah yang baru  yang memperkaya khasanah ilmu yang telah ada. Sekiranya pengetahuan ilmiah yang baru ini kemudian ternyata salah, disebabkan kelengahan dalam satu langkah dari proses penemuannya, maka cepat atau lambat kesalahan ini akan diketahui dan pengetahuan ini akan dibuang dari khasah keilmuan. Metode ilmiah mempunyai mekanisme umpan balik yang bersifat korektif yang memungkinkan upaya keilmuan menemukan kesalahan yang mungkin diperbuatnya. Sebaliknya bila ternyata bahwa sebuah pengetahuan ilmiah yang baru itu adalh benar, maka pernyataan yang terkandung dalam pengetahuan ini dapat dipergunakan sebagai premis baru dlam kerangka pemikiran yang menghasilkan hipotesis-hipotesis baru, yang bila kemudian ternyata dibenarkan dalam proses pengujian akan menghasilkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah baru pula. Pada dasarnya ilmu dibangun secara bertahap dan sedikit demi sedikit dimana para ilmuwan memberikan sumbangannya menurut kemampuannya. Tidak benar anggapan bahwa ilmu dikembangkan hanya oleh para jenius saja yang bergerak dalam bidang keilmuan.
Teori merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Umpamanya dalam ilmu ekonomi dikenal teori ekonomi makro dan mikro sedangkan dalam fisika dikenal dengan mekanika Newton dan teori relatifitas Einstein. Sebenarnya tujuan akhir dari displin keilmuan adalah mengembangkan sebuah teori keilmuan yang bersifat utuh dan konsisten, namun hal ini baru di capai oleh beberapa disiplin keilmuan saja seperti umpamanya fisika[2].
Struktur ilmiah itu adalah kesimpulan dari proses, bahwa terjadi struktur ilmiah berdasarkan proses ilmiah tadi, yang disebut dengan struktur ilmiah yaitu struktur yang terjadi dilalui oleh proses ilmiah tadi struktur ilmiah itu ada : pengalaman sehari-hari, pemurnian, hipotesis,pengujian hukum, teori ,. Tapi ketika ada fakta-fakta baru maka akan ada teori baru, dan tetap melalui struktur ini. Jadi struktur ilmiah tersebut secara umum berlangsug seperti tadi dan teori  itu adalah pemurnian dari  pengujian dari hepotesis melalui didalamnya ada prosedur maka terumuslah struktur  ilmiah.

Ø  Struktur ilmiah
ü  Pengalaman sehari-hari
ü  Pemurnian
ü  Hipotesis
ü  Pengujian hukum
ü  3teorie\qw

BAB III

PENUTUP

ü  Kesimpulan

Ilmu hanya terdapat dan dimulai dari aktivitas manusia, sebab hanya manusia yang memiliki kemampuan rasional dalam melakukan aktivitas kognitif yang menyangkut pengetahuan, dan selalu mendambakan berbagai tujuan yang berkaitan dengan ilmu. Dalam wujudnya ilmu dibagi kedalam tiga bagian yaitu ilmu sebagai proses, prosedur, dan produk. Ilmu sebagai proses memiliki arti suatu aktivitas manusia, yakni perbuatan melakukan sesuatu yang dilakukan oleh manusia, dan ilmu itu sendiri terdiri dari satu atau rangkaian aktivitas yang merupakan sebuah proses yang bersifat rasional, kognitif, dan teleologis. Sedangkan Ilmu sebagai prosedur atau ilmu sebagai metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup pikiran, pola kerja, tata langkah, dan cara teknik untuk memperoleh kebenaran ilmiah. Terakhir yaitu ilmu sebagai produk bermakna pengetahuan ilmiah yg kebenarannya dapat diuji secara ilmiah, yg mencakup Jenis-jenis sasaran; bentuk-bentuk pernyataan; Ragam-ragam proposisi; ciri-ciri pokok; Pembagian secara sistematis.



DAFTAR PUSTAKA

ü  Jujun. S. Sumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000
ü  Jujun. S. Sumantri, ilmu dalam perspektif, jakarta, 2009
ü  The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, Jogjakarta: Liberty, 1996





[1] Jujun s. Suriasumantri, filsafat ilmu sebuah pengantar populer,(pustaka sinar harapan, jakarta,2003) hal :94
[2] Jujun s. Suriasumantri, filsafat ilmu sebuah pengantar populer,(pustaka sinar harapan, jakarta,2003) hal :141-143

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.