Bab I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
.Dari pertumbuhan ilmu sejak
zaman Yunani kuno sampai abad modern ini tampak nyata bahwa ilmu merupakan
suatu aktivitas manusia, suatu kegiatan melakukan sesuatu yang dilaksanakan
orang atau lebih tepat suatu rangkaian aktivitas yang membentuk suatu proses.
Seseorang yang melaksanakan rangkaian aktivitas yang disebut ilmu itu kini lazim dinamakan ilmuwan (scientist). Sejak istilah natural science (ilmu-ilmu kealaman) dipakai untuk menggantikan natural philosophy dalam abad XVIII, di negara Inggris orang juga mencari-cari sebutan khusus bagi mereka yang mengembangkan natural science itu untuk dibedakan dari filsuf, sejarahwan dan kelompok-kelompok cendikiawan lainnya.Ilmu dapat merupakan suatu metode berfikir secara objektif (objektif thinking) , tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual. Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperolehnya melalui observasi, eksperimen, klasifikasi. Analisis ilmu itu objektif dan menyampingkan unsur pribadi, pemikiran logika diutamakan, netral, dalam arti tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang bersifat kedirian (subjektif), karena dimulai dengan fakta. Ilmu merupakan milik manusia secara komprehensif. Ilmu merupakan lukisan dan keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan logika dan dapat diamati pancaindera manusia dalam makalah ini kami mencoba menguraikan sedikit makna dari ilmu sebagai proses, ilmu sebagai prosedur, ilmu sebagai produk serta kaitannya dengan masyarakat.
Seseorang yang melaksanakan rangkaian aktivitas yang disebut ilmu itu kini lazim dinamakan ilmuwan (scientist). Sejak istilah natural science (ilmu-ilmu kealaman) dipakai untuk menggantikan natural philosophy dalam abad XVIII, di negara Inggris orang juga mencari-cari sebutan khusus bagi mereka yang mengembangkan natural science itu untuk dibedakan dari filsuf, sejarahwan dan kelompok-kelompok cendikiawan lainnya.Ilmu dapat merupakan suatu metode berfikir secara objektif (objektif thinking) , tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual. Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperolehnya melalui observasi, eksperimen, klasifikasi. Analisis ilmu itu objektif dan menyampingkan unsur pribadi, pemikiran logika diutamakan, netral, dalam arti tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang bersifat kedirian (subjektif), karena dimulai dengan fakta. Ilmu merupakan milik manusia secara komprehensif. Ilmu merupakan lukisan dan keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan logika dan dapat diamati pancaindera manusia dalam makalah ini kami mencoba menguraikan sedikit makna dari ilmu sebagai proses, ilmu sebagai prosedur, ilmu sebagai produk serta kaitannya dengan masyarakat.
2. Rumusan masalah
ü Apa
yang dimaksud Ilmu sebagai proses Ilmu sebagai prosedur Ilmu sebagai produk?
ü Apa
yang di maksud dengan Struktur Ilmu?
Bab II
Pembahasan
1. Definisi ilmu sebagai proses, prosedur, produk
Istilah ilmu atau science merupakan suatu perkataan
yang cukup bermakna ganda, yaitu mengandung lebih dari satu arti. Oleh karena
itu, dalam memakai istilah tersebut seseorang harus menegaskan atau
sekurang-kurangnya menyadari arti nama yang dimaksud. Menurut cakupannya
pertama-tama ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk menyebut segenap
pengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai satu kebulatan. Jadi, dalam arti yang
pertama ini ilmu
mengacu pada ilmu seumumnya (science in general) Amsal Bakhtiar
mengutip dalam Kamus Al-Munawwir karya Ahmad Warson Munawir, disebutkan bahwa
ilmu berasal dari bahasa arab: ‘alima, ya’lamu, ‘ilman, dengan wajan fa’ila,
yaf’alu, yang berarti: mengerti, memahami benar-benar. Sedangkan Muhammad Taqi
Mishbah Yazdi mendefinisikan makna teknis ilmu yaitu himpunan
proposisi-proposisi hakiki yang bisa dibuktikan dengan pengalaman indrawi.
Sebagaimana yang dikutip The Liang Gie dari The American College Dictionary karya C.L. Barnhart, Arti kedua dari ilmu menunjuk pada masing-masing bidang pengetahuan ilmiah yang mempelajari sesuatu pokok soal tertentu. Dalam arti ini ilmu berarti sesuatu cabang ilmu khusus seperti misalnya antropologi, biologi, geografi atau sosiologi. Istilah Inggris ‘science’ kadang-kadang diberi arti sebagai ilmu khusus yang lebih terbatas lagi, yakni sebagai pengetahuan sistematis mengenal dunia fisis atay material Dari segi makna, pengertian ilmu sepanjang yang terbaca dalam pustaka menunjuk pada sekurang-kurangnya tiga hal, yakni, pengetahuan, aktivitas, dan metode. Dalam hal yang pertama ini yang terumum, ilmu senantiasa berarti pengetahuan (knowledge) Sementara itu proses sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna yaitu runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu, rangkaian tindakan, Pembuatan atau pengolahan yang menghasilkan produk The Liang Gie mendefinisikan ilmu wujudnya dibagi kedalam 3 bagian yaitu ilmu sebagai proses.
Sebagaimana yang dikutip The Liang Gie dari The American College Dictionary karya C.L. Barnhart, Arti kedua dari ilmu menunjuk pada masing-masing bidang pengetahuan ilmiah yang mempelajari sesuatu pokok soal tertentu. Dalam arti ini ilmu berarti sesuatu cabang ilmu khusus seperti misalnya antropologi, biologi, geografi atau sosiologi. Istilah Inggris ‘science’ kadang-kadang diberi arti sebagai ilmu khusus yang lebih terbatas lagi, yakni sebagai pengetahuan sistematis mengenal dunia fisis atay material Dari segi makna, pengertian ilmu sepanjang yang terbaca dalam pustaka menunjuk pada sekurang-kurangnya tiga hal, yakni, pengetahuan, aktivitas, dan metode. Dalam hal yang pertama ini yang terumum, ilmu senantiasa berarti pengetahuan (knowledge) Sementara itu proses sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna yaitu runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu, rangkaian tindakan, Pembuatan atau pengolahan yang menghasilkan produk The Liang Gie mendefinisikan ilmu wujudnya dibagi kedalam 3 bagian yaitu ilmu sebagai proses.
A. Rangkaian Ilmu sebagai proses
Ilmu secara nyata dan khas adalah suatu aktivitas
manusiawi, yakni perbuatan melakukan sesuatu yang dilakukan oleh manusia. Ilmu
tidak hanya satu aktivitas tunggal saja, melainkan suatu rangkaian aktivitas
sehingga merupakan sebuah proses.
Ø rasional aktivitas
Rasional berarti kegiatan yang
mempergunakan
kemampuan
pikiran untuk menalar yang berbeda dengan aktivitas berdasarkan perasaan dan
naluri ilmu menampakan diri sebagai kegiatan penalaran logis dari pengamatan
empiris penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia
pada hakikatnya merupakan makhluk yang berfikir, merasa, bersikap, dan
bertindak. Sikap dan tindakannya bersumber pada pengetahuan yang didapatkan
lewat kegiatan merasa atau berpikir.
Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan
dengan berpikir bukan dengan perasaan, meskipun seperti itu dikatakan Pascal,
hati pun mempunyai logika tersendiri. Meskipun demikian patut kita sadari bahwa
tidak semua kegiatan berfikir menyandarkan diri pada penalaran. Jadi penalaran
merupakan kegiatan berfikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran. Berpangkal pada hasrat kognitif dan kebutuhan
intelektualnya, manusia melakukan rangkaian pemikiran dan kegiatan rasional
dengan lingkungan atau masyarakat yang kemudian melahirkan ilmu.
Pembahasan ini sebenarnya adalah lanjutan dari
pembahasan sebelumnya dalam konteks aspek atau ontologi sains karena
kraetifitas secara makna adalah kreatif dalam bahasa inggrisnya creativity, dari
kata creat itu pencipta tapi pencipta disini yaitu yang khusus semisal itu
tidak khusus maka itu tidak kreatif
kalau dia kreattif maka dia akan melakukan hal yang berbeda dan
terstruktur dan tersistematis. Sains disebut kreatifitas karena didalamnya
sains sebagai proses, prosedur dan produk didalamnya tidak hanya aktiftas
berpikir yang biasa tapi berpikir yang dimulai dengan prosedur tata cara
langkah-langkah yang unik dan terstruktur dan sistematis, kenapa disebut
kreatifitas sains dan penemuan ilmiah karena memang kreatifitas sains aktifitas
berpikir tentang segala sesuatu dalam konteks ilmiah itu harus selalu berakhir
pada penemuan ilmiah, penemuan itu harus selalu
bentuk teori dan teori itu di aplikasikan dalam bentuk benda-benda
konkrit, maka itulah yang disebut dengan sains.
Proses sains adalah rangkain aktifitas penelitian, sains itu tidak
hanya produk seperti galiluye-galiyoye yang menemukan mikrosofnya tidak hanya
itu tapi proses awal itu justru lebih penting dalam sains proses sains yaitu rangkaian aktivitas
penelitian.
penelitian apa saja rangkaian aktifitas didalam sains , pertama
adalah pengalaman sehari-hari aktifas
sains yang dimulai dari aktifitas berpikir itu dimulai dari pengalaman yang
mana objek kajian sains adalah pengalaman, tapi pengalaman itu yang bisa orang
alami dan pengalaman ini dibatasi oleh pengalaman indra pengalaman spiritual
tidak termasuk dalam pengalaman sains. Maka pengalaman yang di olah aktifitas
berpikir dalam konteks sains itu adalah
pengalaman sehari-hari yang indrawi.
Ø rangkaian pemurnian ada dua
jenis:
pemurnian persepsi dan pemurnian bahasa sehari-hari keilmiah
pemurnian persepsi misalnya kalau bukan
sainstis orang biasa akan mempersepsi sesuatu akan biasa misalnya dia melihat
air ia dia akan bilang air tapi kalau sainstis harus dimurnikan maka seorang
sainstis memerluka alat-alat bantu sains misalnyadia melihat kedalaman sesuatu
objek itu maka dia tidak melihat secara biasa memprepsesinya tapi lebih dalam. Semisal tadi melihat air maka sainstis memakai alat
untuk melihat molekul-molekul kecil itu kerjaan sainstis jadi tidak melihat air
sebagaimana air biasa. Seorang sainstis itu banyak
mempuyai persepsi tentang air tersebut dengan persepsi yang lebih kaya dengan
alat bantu maka hal yang terkecilpun dapat diindra oleh sainstis. Setelah
pemurnian dalam persepsi maka mulai beralih ke pemurnian
bahasa.
Pemurian bahasa seperti yang kita ketahui
didalam kamus ilmiah itu bahasa sains seperti pembahasan air kalau sainstis
supaya berbeda maka mereka membahasakan air H2O dan kata ini tidak bisa
dipahami oleh orang biasa itulah pemurnian bahasa oleh sainstis.
Menemukan keteraturan dalam gejala-gejala
ilmiah jadi gejala-gejala pengalaman tadi setelah dilakukan pemurnian kemudian
sainstis melakukan telaah lebih jauh antara hubungan keteraturaan dari
gejala-gejala itu maka pada tahap ini meminjam hukum filsafat kuasalitas pada
tahap ini pada tahap menemukan keteraturan gejala-gejala yang diamati oleh
sainstis ketika air dengan api ketika air ada hubungan dengan api dalam air
mendidih bagaimana menjelakan air yang mendidih dan api yang membakar itu ada
hubungan apa, jadi fenomena baru. Orang
biasa kalau mengatakan itu cuma sekedar bahwa air dbakar dan mendidih sedangkan
sainstis mereka berusaha menjelaskan gejala-gejala itu.
Setelah itu maka sains bisa menyusun hipotesa atau yang disebut
menemukan hukum keteraturan setelah melakukan penelitian tersebut semisal api
tadi air akan menidih oleh api. Tapi para sainstis tidak melakukan pembuktian
satu kali bisa berulang-ulang kali setelah experiment pertama,kedua dan ketiga
itu sama maka para sainstis bisa menentukan hukum.
Tapi mereka tidak berhenti hanya batas itu
saja maka mereka membuat pembentukan teori
jadi dirumuskanlah teori . apa yang dimaksud teori yaitu seperangkat
penjelasan tentang hukum yang ditemukan setelah dilakukan verifikasi terhadap
data-data sainstifik ilmiah, rangkaian
dari pengalaman sehari-hari, pemurnian, menentukan keteraturan gejala-gejala,
menentukan hukum dan pembentukan teori itu adalah proses yang disebut sains.
Ø
Ilmu
sebagai Proses
Proses kreatifitas:
rangkaian aktivitas penelitian
ü pengalaman sehari-hari
ü pemurnian : dari persepsi yangbiasa yang
biasa sehari-hari ke ilmiah
ü menemukan keteraturan dalam gejala-gejala ilmiah
ü menemukan hukum keteraturan
ü pembentukan teori
B. ilmu sebagai prosedur
ilmu sebagai prosedur berarti ilmu merupakan kegiatan penelitian yang
menggunakan metode ilmiah. Apa itu metode ilmiah? Ada banyak definisi, tetapi
di sini kita cukup mengutip satu saja. Menurut The World of Science
Encyclopedia, metode ilmiah ialah prosedur yang digunakan oleh ilmuwan dalam
mencari secara sistematis pengetahuan baru dan peninjauan kembali pengetahuan
yang ada. Dari berbagai definisi yang pernah dikemukakan, dapat disimpulkan
bahwa metode ilmiah pada umumnya menyangkut empat hal yakni: pola prosedural,
tata langkah, teknik-teknik, dan alat-alat. Unsur yang termasuk dalam pola
prosedural ialah pengamatan, percobaan, pengukuran, survai, deduksi, induksi,
dan analisa. Unsur yang termasuk dalam tata langkah ialah penentuan masalah,
perumusan hipotesis, pengumpulan data, kesimpulan, dan pengujian hasil. Unsur
yang termasuk dalam teknik-teknik antara lain questional, wawancara, angket, perhitungan,
dan pemanasan. Alat-alat yang digunakan antara lain: Teleskop, Mikrooskop, Timbangan,
Meteran, Kalkulator, Komputer, dll
C. Ilmu sebagai Produk
Pengertian inilah yang paling sering digunakan.
Dalam arti ketiga ini, ilmu merupakan kumpulan pengetahuan sistematis yang
merupakan produk dari aktivitas penelitian dengan metode ilmiah/ sebagai sistem
pengetahuan, ilmu mempunyai obyek material dan obyek formal. Obyek material
sering disebut pokok soal (subject matter), sedangkan obyek material dinamakan
titik perhatian (focus of interest) atau sikap pikiran (attitude of mind).
Lebih lazim, obyek formal dinamakan sudut pandang. Sebagai sistem pengetahuan
atau pengetahuan sistematis, ilmu memiliki ciri- ciri empiris, sistematis,
obyektif, analitis, dan verifikatif. Ciri empiris mengandaikan pengamatan
(observasi) atau percobaan (eksperimen). Ilmu berbeda dari pengetahuan karena
ciri sistematis, dan berbeda dari filsafat karena ciri empirisnya. Ciri
sistematis berarti bahwa kumpulan pengetahuan-pengetahuan itu memiliki
hubungan-hubungan ketergantungan dan teratur. Ciri obyektif ilmu berarti bahwa
pengetahuan ilmiah bebas dari rasangka perseorangan (personal bias) dan pamrih
pribadi. ilmu arus berisi data yang menggambarkan secara tepat gejala-gejala.
ilmu berciri analitis artinya ilmu melakukan pemilahan-pemilahan atas pokok
soal ke dalam bagian-bagian untuk mengetahui sifat dan hubungan bagian-bagian
tersebut. Ciri verifikatif ilmu berarti bahwa tujuan yang ingin dicapai ilmu
ialah kebenaran ilmiah. Kebenaran ini dapat berupa kaidah-kaidah atau azas-azas
yang universal. Dengan demikian, manusia dapat membuat ramalan dan menguasai
alam. Berdasarkan uraian-uraian di atas, The Liang Gie memberikan definisi
sebagai berikut tentang ilmu. Dia mengatakan: " ilmu adalah rangkaian
aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa
aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan -pengetahuan
yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan
untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh, pemahaman, memberikan penjelasan,
ataupun melakukan penerapan. "
Ø Ilmu sebagai produk mempunyai dua system teori dan
penemuan :
ü Theoretical Science
ü Applied Science
Theoretical science adalah ilmu yang di temukan
melalui proses ilmiah sebagai jawaban
terhadap masalah atau pertanyaan yang belum bisa dijawab sebelumnya.
Applied Science/Ilmu Terapan adalah ilmu lanjutan
dari ilmu murni berupa masalah masalah yang menjadi konsekuensi terhadap ilmu
murni.kemudian di telaah lagi hingga menghasilkan ilmu terapan. Contoh fisika
adalah ilmu murni kemudian ilmu terapannya adalah ilmu teknik karena ilmu
teknik merupakan ilmu lanjutan dari fisika.
ü Contoh ilmu murni yang berkembang menjadi ilmu
terapan :[1]
ILMU MURNI
|
ILMU TERAPAN
|
Mekanika
|
Mekanika teknik
|
Hidrodinamika
|
Teknik
aeuronatikal/ teknik & desain kapal
|
Bunyi
|
Teknik akustik
|
Bahasa
|
linguistik
|
Ekonomi
|
akuntansi
|
Cahaya dan optic
|
Teknik iluminasi
|
D. Struktur pengetahuan ilmiah
Pengetahuan ilmiah ini diproses lewat
serangkaian langkah-langkah tertentu yang dilakukan dengan penuh kedesiplinan,
dan dari karaktersistik inilah maka ilmu sering dikonotasikan sebagai disiplin.
Disiplin inilah yang memungkinkan penemuan pengetahuan-pengetahuan lainnya.
Ilmu dapat diibaratkan sebagai paramida terbalik dengan perkembangan
pengetahuannya ynag bersifat kumulatif dimana penemuan pengetahuan ilmiah yang
satu memungkinkan penemuan pengetahuan-pengetahuan ilmiah lainya.
Sebuah hipotesis yang telah teruji secara
formal diakui sebagai pernyataan pengetahuan ilmiah yang baru yang memperkaya khasanah ilmu yang telah ada.
Sekiranya pengetahuan ilmiah yang baru ini kemudian ternyata salah, disebabkan
kelengahan dalam satu langkah dari proses penemuannya, maka cepat atau lambat
kesalahan ini akan diketahui dan pengetahuan ini akan dibuang dari khasah
keilmuan. Metode ilmiah mempunyai mekanisme umpan balik yang bersifat korektif
yang memungkinkan upaya keilmuan menemukan kesalahan yang mungkin diperbuatnya.
Sebaliknya bila ternyata bahwa sebuah pengetahuan ilmiah yang baru itu adalh
benar, maka pernyataan yang terkandung dalam pengetahuan ini dapat dipergunakan
sebagai premis baru dlam kerangka pemikiran yang menghasilkan
hipotesis-hipotesis baru, yang bila kemudian ternyata dibenarkan dalam proses
pengujian akan menghasilkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah baru pula. Pada dasarnya ilmu dibangun secara bertahap dan sedikit demi
sedikit dimana para ilmuwan memberikan sumbangannya menurut kemampuannya. Tidak
benar anggapan bahwa ilmu dikembangkan hanya oleh para jenius saja yang bergerak
dalam bidang keilmuan.
Teori merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan
mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Umpamanya dalam
ilmu ekonomi dikenal teori ekonomi makro dan mikro sedangkan dalam fisika
dikenal dengan mekanika Newton dan teori relatifitas Einstein. Sebenarnya
tujuan akhir dari displin keilmuan adalah mengembangkan sebuah teori keilmuan
yang bersifat utuh dan konsisten, namun hal ini baru di capai oleh beberapa
disiplin keilmuan saja seperti umpamanya fisika[2].
Struktur ilmiah itu adalah kesimpulan dari proses, bahwa
terjadi struktur ilmiah berdasarkan proses ilmiah tadi, yang disebut dengan
struktur ilmiah yaitu struktur yang terjadi dilalui oleh proses ilmiah
tadi struktur ilmiah itu ada : pengalaman sehari-hari, pemurnian,
hipotesis,pengujian hukum, teori ,. Tapi ketika ada fakta-fakta baru maka akan
ada teori baru, dan tetap melalui struktur ini. Jadi struktur ilmiah tersebut
secara umum berlangsug seperti tadi dan teori
itu adalah pemurnian dari pengujian
dari hepotesis melalui didalamnya ada prosedur maka terumuslah struktur ilmiah.
Ø
Struktur ilmiah
ü Pengalaman sehari-hari
ü Pemurnian
ü Hipotesis
ü Pengujian hukum
ü 3teorie\qw
BAB III
PENUTUP
ü Kesimpulan
Ilmu hanya terdapat dan dimulai
dari aktivitas manusia, sebab hanya manusia yang memiliki kemampuan rasional
dalam melakukan aktivitas kognitif yang menyangkut pengetahuan, dan selalu
mendambakan berbagai tujuan yang berkaitan dengan ilmu. Dalam wujudnya ilmu
dibagi kedalam tiga bagian yaitu ilmu sebagai proses, prosedur, dan produk. Ilmu
sebagai proses memiliki arti suatu aktivitas manusia, yakni perbuatan melakukan
sesuatu yang dilakukan oleh manusia, dan ilmu itu sendiri terdiri dari satu
atau rangkaian aktivitas yang merupakan sebuah proses yang bersifat rasional,
kognitif, dan teleologis. Sedangkan Ilmu
sebagai prosedur atau ilmu sebagai metode ilmiah merupakan prosedur yang
mencakup pikiran, pola kerja, tata langkah, dan cara teknik untuk memperoleh
kebenaran ilmiah. Terakhir yaitu ilmu sebagai produk bermakna pengetahuan
ilmiah yg kebenarannya dapat diuji secara ilmiah, yg mencakup Jenis-jenis
sasaran; bentuk-bentuk pernyataan; Ragam-ragam proposisi; ciri-ciri pokok;
Pembagian secara sistematis.
DAFTAR PUSTAKA
ü Jujun. S. Sumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar
Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000
ü Jujun.
S. Sumantri, ilmu dalam perspektif, jakarta, 2009
ü The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, Jogjakarta:
Liberty, 1996